Islam, “Patah Hati”, dan Move On

Holy koran

Selama rentang waktu pembelajaran agama Islam dari tahun 2014 sampai saat ini, entah berapa kali aku dibuat shocked dan “patah hati’.

Patah hati pertama dimulai ketika aku baru mengetahui bahwa hidup ini sejatinya hanya untuk beribadah kepada Allah SWT. Bukan untuk hal-hal lain yang gak berfaedah. Sebelum hidayah turun, saat itu mungkin aku sama seperti orang pada umumnya, aku cinta dengan dunia dan kebebasan hidup. Aku suka pakai kaos dan jeans, menghabiskan waktu dan uang untuk hal sepele, mudah terkagum-kagum dengan merek, benda, tokoh, pernak-pernik dunia, pengen bisa ini-itu, dan beli ini-itu.

Ternyata, itu semua salah. Manusia gak pernah bebas dari kandungan ibu sampai akhir hayatnya di dunia. Gimana bisa bebas kalau sejatinya memang gak ada yang benar-benar kita miliki di dunia ini?  Ada syarat-syarat yang wajib dilaksanakan manusia dari Pencipta Manusia. Mulai dari berpakaian, makanan, sampai bernegara. Kita cuma penumpang di buminya Allah.

Dan lebih sedihnya lagi, dunia ini ternyata cuma kesenangan yang menipu dan tidak lebih baik dari mayat kambing yang cacat menurut hadits.

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanya permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan dari ALLAH serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Q.S. Al Hadid 57 : 20)

Seketika saat itu tersadarlah aku bahwa semua yang aku kejar ini gak akan ada habisnya :(. Akan selalu ada tren berpakaian yang baru, brand baru, gadget, film dan musik yang baru. Aku mendekat ke dunia, tapi si dunianya malah makin menjauh. Semacam bertepuk sebelah tangan dengan dunia. So, waktu itu aku bertekad harus aku tinggalkan pelan-pelan kebiasaan yang dulu. Awalnya berat. Tapi alhamdulillah, sekarang setelah mencoba untuk mengurangi kesukaan ke banyak hal dan menyederhanakan keinginan duniawi, hidup jadi jauh lebih tenang. Kalau dulu patokan untuk bisa bahagia itu banyak banget, sekarang senang itu bisa sesederhana mengingat kalau aku punya iman Islam.

Patah hati kedua adalah ketika aku tahu bahwa film dan musik, dua dunia yang sangat aku cintai itu, adalah salah satu tools Iblis untuk melalaikan manusia dari kewajibannya untuk mengingat Allah SWT. Dulu, waktu bisa aku habiskan berjam-jam untuk pindah dari satu film ke film yang lain dan mendengarkan banyak lagu. Tapi ketiku aku faham ilmu mengenai illuminati dalam pop culture, ditambah ayat Qur’an yang mengatakan bahwa Iblis pasti akan menyesatkan manusia (kecuali mereka yang beriman), aku berasa kayak di tampar.

Jadi sadar lirik-lirik lagu yang gak make sense dan vulgar walaupun dibalut melodi seindah apapun…

Jadi sadar film-film imajinatif yang menguras otak tapi berpotensi untuk membuat pikiran halu terbang melayang gak menapak ke realita…

Jadi sadar ada banyak public figure yang sebetulnya jauh sekali dari label panutan. Ada banyak manusia-manusia di luar sana yang lebih pantas untuk jadi teladan tanpa harus selalu punya appearance yang sedap dipandang mata atau lisan yang indah.
Jujur, sedih banget waktu tau kenyataan dibalik hal itu. Ibarat kata, kita menyukai seseorang atau sesuatu yang membuat kita bahagia, eh tapi ternyata selama ini dia harmful bagi kita.

“Iblis menjawab : “Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.” Allah berfirman: ” Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Aku katakan. Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenismu dan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semua.” (Q.S. Shad : 82-85)

Patah hati ketiga, which is yang lumayan dahsyat adalah ketika aku tau bahwa musik gak punya tempat dalam Islam. Anyway, mengenai halal-haramnya musik masih jadi perdebatan di kalangan ulama (CMIIMW), tapi para ulama tetap menganjurkan untuk menjauh dari musik karena pengaruh buruk dari lirik-lirik musik jaman sekarang. (Updated 2020: Musik mutlak haram hukumnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ”Sungguh akan ada sebagian dari umatku yang menghalalkan zina, sutera, minuman keras, dan alat-alat musik.” HR. Bukhari, no. 5590. Klik ini untuk lengkapnya).

Nah, yang paling bikin sakit hati adalah waktu denger ceramahnya Khalid Basalamah ketika beliau bilang bahwa musik dan Al-Qur’an selamanya gak mungkin bersatu. Padahal keinginan belajar Al-Qur’an saat itu sudah mulai tumbuh, sedangkan musik adalah ‘oksigen’ku.
Sesuatu yang kucintai dibilang gak mungkin menyatu sama Al-Qur’an, disuruh harus tinggalkan seutuhnya, padahal bertahun-tahun musik udah ngelotok di hati dan otak. Memangnya semudah itu meninggalkannya? Sakit hati? Iya banget. Tapi sayangnya perkataan beliau juga bener banget. Toh, memang faktanya selama ini aku jauh lebih hafal lagu-lagu dibanding Al-Qur’an. Belum lagi perasaan fluktuatif, terhipnotis, gak menentu yang dihasilkan melodi dan lirik lagu, sedangkan Al-Quran itu justru membawa kita ke kesadaran tertinggi karena mengingat Allah, alam semesta, dan ciptaan-ciptaan-Nya.

Ya udah mau diapain lagi. Move on. Alhamdulillah setelah mendekatkan diri ke ilmu agama dan Al-Qur’an, sekarang aku jadi bisa gak tergantung dengan musik dan bisa lebih jadi a present human being.

Patah hati keempat, ketika aku tau Allah mengazab orang yang menggambar makhluk bernyawa. Aku sudah menggambar sejak umur 9 tahun. Dan dari semua gambar, aku paaaaling suka gambar manusia. Detil. Dengan matanya yang berkilau, guratan rambutnya, lipatan di bajunya, gesturenya yang beragam, dll. Tapi ya udah, kalau memang dilarang gambar manusia mau gimana lagi? Toh tangan ini juga dari Allah. Alhamdulillah sekarang Allah arahkan aku untuk belajar desain grafis sehingga minat aku terhadap seni rupa masih bisa dilanjutkan namun dialihkan ke gambar benda-benda mati.

Patah hati kelima, ketika aku tau bahwa ulama favoritku dari Amerika beraliran sufi. Setelah aku mencari penjelasan mengenai sufi dari banyak ustadz yang insha Allah setia berpegangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah, mereka dengan tegas mengatakan bahwa sufi adalah aliran sesat.

Sebelumnya, aku sukaaa sekali dengar ceramahnya. Biasanya sebelum tidur aku denger beliau dulu dan entah kenapa kayak ada magnet yang membuat lisannya begitu merasuk ke kalbu dan menenangkan. Mungkin Allah melihat aku semacam menjadi terlalu mengidolakan ulama ini sehingga tiba-tiba muncullah video mengenai keIslamannya yang sesungguhnya di recommendation video Youtube. Maybe. Wallahu’alam.

Yang pasti berhubung aku adalah pengemis ilmu agama yang hidup di era akhir zaman yang penuh dengan fitnah ini, maka terpaksa aku harus move on atau go back ke ustadz lurus lainnya. Semoga hidayah Allah SWT sampai kepada beliau. Amin Allahuma Amin.

——————————-

Anyway, seharusnya kita siap dibuat patah hati kalau memang ternyata hal yang kita yakini benar itu ternyata salah selama ini. Apalagi jika revisi yang kita terima membawa kita kepada kebaikan dan kembali kepada Allah dan Rasul-Nya. Kembali kepada ke kemurnian Qur’an dan Sunnah. Kembali kepada KEBENARAN yang sesungguhnya.

Intinya banyak yang dibuat sakit hati dulu ketika sebelum hijrah, tapi banyak juga yang memilih menerima, move on, dan kembali ke jalan-Nya yang lurus.

Terimalah kebenaran walau pahit.

One thought on “Islam, “Patah Hati”, dan Move On

  1. Hamba Allah says:

    Patah hati pertama,
    Hidup dalam Islam memang hanya untuk ibadah kepada-nya, tapi makna ibadah itu luas, setiap aktifitas kita bisa bernilai ibadah jika dilakukan karna allah. Makanya dalam Islam setiap aktiftpasti ada doanya, minimal baca basmallah agar setiap aktifitas kita bernilai ibadah.

    Patah hati kedua,
    Hiburan,refreshing,hobi itu penting, dan bisa juga berbentuk ibadah, karna dengan itu kita bisa Melakukan aktifitas yang lain dengan baik(biar gak stres lah intinya) tapi harus pintar memilah. Olahraga salah satu hobi yang bagus, tidak ada seorangpun bilang olahraga itu buruk/tidak sehat. Beberapa olahraga anjuran dan yang biasa dilakukan nabi Muhammad; berenang, memanah, berkuda, gulat/anggar/beladiri. Bahkan hanya sekedar berjalan dan berlari. Percayalah olahraga lebih menyenangkan dibandingkan hanya duduk mendengarkan musik. Cari hobi/kesenangan lain, kalo km tau musik itu gak baik. Yang galau jadi tambah galau, yang jatuh cinta menjadi lebih dalam.

    Patah hati keempat,
    Islam itu tidak melarang seni. Memang ada larangan untuk “menyerupai” ciptaanya, contoh seorang pelukis dipinggir jalan, yang bisa melukis wajah/foto kita, pasti setiap pelukis ada hasrat untuk menyerupai aslinya, semakin mirip semakin bagus.
    Kalo seneng gambar, bisa mendalami ilmu desain grafis, desain baju/fashion, arsitektur; arsitektur Islam, mendesain masjid, kerajinan furniture. Dll.

    Wallahu a’lam bish-shawabi

    Like

Leave a comment